Kegiatan ekowisata memerlukan partisipasi banyak pihak, diantaranya pengelola kawasan, penyediaan jasa layanan, perguruan tinggi, pemerintah daraeh, ketidakoptimalan pada satu pihak akan mempengaruhi keseluruhan kegiatan ekowisat. Buku ini mengulas peran para pihak dalam membantu mengatasi kelemahan dan tantangan pengembangan ekowisata.
Mengulas bolong-bolong dalam sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan, buku ini sekaligus mempersembahkan usulan untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintah dan program pembangunan daerah yang lebih efektif dan efisien, lengkap dengan timeline.
Substansi manajemen yang esensial meliputi; risalah manajemen, sumber daya manusia, pemasaran, komunikasi organisasi, sistem informasi, strategi, mutu, kinerja, lintas budaya, dan perubahan
Dalam buku ini penulis berbicara mengenai perubahan, baik yang tak terhindarkan maupun yang harus diusahakan. Salah satunya, ia mengingatkan anak muda agar tidak mejadi bagian dari strawberry generation. Generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati.
"Mengapa Kita perlu perlu negosiasi ?" BArangkali petanyaan itu lebih penting sebelum kita mencari tahu bagaimana negosiasi yang efektif. Apapun strateginya, Seorang nagosiator yang andal bisa membuat kesepakatan agar semua pihak yang terlibat mendapat solusi yang sama-sama menang (win-wn solution).
Pembangunan pedesaam dan perkotaan pada prinsipnya tidak dapat di pisahkan satu sama lainnya , karena keduanya bersifat komplementer , saling membutuhkan dan menunjang.
UKM dalam era globalisasi masih memegang peran penting khususnya dalam ketahanan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Kata kuncinya adalah memperkuat perekonomian lokal dengan tatap menghasilkan produk berkualitas dan berdaya saing internasional. Pemerintah pusat dan daerah memegang peran penting dalam memberikan dukungan sehingga UKM dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap bisnis. Tiga…
Interprise Risk Management Adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan. Proses ini dirancang dan dijalankan oleh manajemen guna memberikan keyakinan yang memadai bahwa semua risiko yang berpotensi menghambat tujuan dan sasaran perusahaan telah diidentifikasi dan dikelola sedemikian rupa sesuai dengan tingkat risiko yang bersedia diambi perusahaan (risk appetite)